SiberOne.id – Aktivitas kendaraan di persimpangan Jalan Ringroad-Kenyamukan-APT Pranoto, Sangatta Utara, Kutai Timur (Kutim), semakin digandrungi. Meskipun jalan tersebut belum sepenuhnya tuntas terbangun. Akses tersebut menjadi jalan pendekat menuju Jalan Aw Sjahranie eks Jalan Pendidikan, yang merupakan rute menuju kompleks perkantoran pemerintahan, Bukit Pelangi.
Setiap pagi dan sore persimpangan itu ramai dilintasi kendaraan. Sehingga diperlukan fasilitas penunjang, traffic light, di persimpangan itu. Dinas Perhubungan (Dishub) Kutim pun turun langsung memantau kondisi persimpangan tersebut.
Kadishub Kutim Rizali Hadi mengatakan, pihaknya sudah menginventarisasi setiap titik yang diperlukan untuk diadakan fasilitas penunjang jalan umum. Dia melihat, volume kendaraan mulai ramai di persimpangan tersebut.
“Apalagi kalau malam masih gelap. Belum ada traffic light. Intensitas masyarakat melintas cukup tinggi,” ujarnya.
Sementara tingkat kerawanan juga cukup tinggi. Apabila melintasi persimpangan harus memerhatikan kanan-kiri jalan. Mengingat, pengendara yang melintasi jalur tersebut memacu kendaraannya cukup kencang.
“Kalau tidak hati-hati, tentu akan berbahaya bagi pengguna jalan. Itu yang kami lihat. Makanya jadi perhatian,” ungkapnya.
Pada 2022 mendatang, pihaknya berencana melengkapi fasilitas jalan umum di persimpangan itu dengan pengadaan traffic light. Apalagi program ke depan ada pusat mengontrol arus lalu lintas. Sehingga adanya traffic light menjadi penting.
“Jalan arah Pantai Kenyamukan atau Pelabuhan Sangatta sudah lancar tanpa kendala,” bebernya.
Sedangkan, kawasan tersebut akan menjadi pusat lalu lintas. Pihaknya juga berencana membangun terminal tak jauh dari persimpangan itu. Sehingga, melihat langsung kondisi persimpangan harus dilakukan.
“Artinya, jalan ini dapat mengurai kemacetan yang sering terjadi di sepanjang Jalan Yos Sudarso. Kan setiap sore terjadi kemacetan yang cukup panjang. Makanya perlu dipenuhi fasilitas jalannya (Ringroad),” jelasnya.
Kendati demikian, pihaknya tetap akan memasang rambu jalan sembari menunggu pengadaan traffic light tahun depan. Hal tersebut sudah menjadi pertimbangan. Sembari menunggu perkembangan anggaran APBD perubahan.
“Kami mengupayakan memasang rambu sementara. Agar menjadi acuan pengendara saat melintas dan lebih berhati-hati,” pungkasnya.
Lokasi yang sama, kepala bidang perhubungan darat, Dishub Kutim, Insan Bowo Asmoro menambahkan, pemenuhan fasilitas tersebut merupakan harapan Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman. Pihaknya sudah memogramkan sesuai dengan visi dan misi orang nomor satu di Kutim itu.
“Mengenai konektivitas infrastruktur dasar. Apalagi pembangunan Jalan Ringroad akan segera dituntaskan. Bupati ingin mengkonekkan persimpangan Jalan AMD-Simpang Kenyamukan-Ringroad-Soekarno Hatta. Sudah menjadi prioritas untuk dituntaskan,” terangnya.
Sehingga, survei langsung untuk melihat apa yang dibutuhkan dari sisi perhubungan sangat diperlukan. Adapun rambu sementara, berupa peringatan hati-hati segera dipasang.
“Untuk sementara. Sambil menunggu pengadaan traffic light tahun depan,” singkatnya.
Perlu diketahui, kondisi traffic light di Kota Sangatta sudah tidak memadai. Usianya relatif sudah tua. Bahkan, mencapai belasan tahun. Sehingga, kerap alami masalah terhadap pengoperasiannya. Ya, beberapa titik traffic light sering tidak berfungsi.
Di antaranya traffic light yang berada di persimpangan Jalan Pendidikan. Sebagai kawasan persimpangan terpadat di Kota Sangatta, tentu sering menjadi sorotan apabila tidak berfungsi.
Sejauh ini, setiap ada kerusakan pasti Dishub yang dipersalahkan. Padahal, kemampuan keuangan daerah yang alokasi pemeliharaan untuk traffic light sangat minim. Hanya RP 50 juta per tahunnya. Termasuk untuk pemeliharaan dan perawatan. Apalagi sekarang kondisinya sudah tua.
Sedangkan, usia maksimal penggunaan barang elektronik lima sampai tujuh tahun. Setelah itu sudah harus dilakukan peremajaan. Sedangkan, usia traffic light ada yang sudah puluhan tahun. Berapa kali harus diterapkan sistem kanibal. Memanfaatkan sparepart traffic light lain kemudian dipasang kembali. Akhirnya menyala tiga hari, kemudian tidak berfungsi. (so)